Pertandingan basket 3×3 berlangsung dengan pace yang cepat, karena ukuran lapangan basket 3 on 3 juga lebih kecil. Artikel ini akan membahas ukuran lapangan sesuai aturan FIBA. Artikel ini akan membahas ukuran lapangan, hingga sejarah basket 3×3 kini menjadi olahraga arus utama.
Sejarah 3×3 Muncul
Pada era 1970-an dan 1980-an, bola basket mengalami lonjakan popularitas seiring munculnya pemain-pemain bintang seperti Kareem Abdul-Jabbar, Magic Johnson, Julius Erving, Larry Bird, dan Michael Jordan. Sekitar masa inilah, bola basket 3×3 mulai diformalkan, dengan seperangkat aturan dan regulasinya sendiri, dan ditampilkan dalam berbagai kompetisi.
Kompetisi pertama, Turnamen Bola Basket 3×3 Gus Macker, dimulai pada tahun 1974 di Lowell, Michigan, sebelum berkembang menjadi ajang nasional. Pada akhir 1980-an, sebuah turnamen yang kemudian dikenal sebagai Hoop It Up diciptakan oleh seorang pengusaha Dallas. Turnamen tersebut akhirnya menyebar ke berbagai kota dan negara, membantu terciptanya standar permainan. Kesuksesan budaya pop film White Men Can’t Jump tahun 1992, yang menampilkan permainan mirip bola basket 3×3, juga berkontribusi pada semakin populernya olahraga ini.
Penyelenggaraan resmi bola basket 3×3 dimulai pada tahun 2007 ketika FIBA memutuskan untuk menyelenggarakan turnamennya sendiri, di Asian Indoor Games di Makau, Tiongkok. Turnamen ini sukses, yang kemudian mendorong dimasukkannya bola basket 3×3 ke dalam Olimpiade Remaja 2010 di Singapura. Dua tahun kemudian, FIBA memulai debutnya di Piala Dunia 3×3 serta World Tour, sebuah liga internasional yang menampilkan tim-tim yang mewakili kota-kota di seluruh dunia.
Bintang basket 3×3 Jimmer Fredette
Pada 9 Juni 2017, dewan eksekutif Komite Olimpiade Internasional mengumumkan keputusannya untuk menambahkan basket 3×3 ke dalam program Olimpiade, dimulai dengan Olimpiade Tokyo 2020. Olimpiade, yang ditunda setahun karena pandemi COVID-19, menampilkan delapan tim di masing-masing turnamen putra dan putri. Tim putra Latvia dan tim putri AS memenangkan medali emas pertama.

Beberapa pemain yang belum berhasil di liga 5×5 profesional mendapati bahwa basket 3×3 lebih sesuai dengan kemampuan mereka. Misalnya, pada tahun 2023, Jimmer Fredette, mantan pemain NBA, memimpin tim 3×3 putra AS meraih medali emas di Pan American Games dan medali perak di Piala Dunia FIBA 3×3.
Saat ini, terdapat beberapa liga dan turnamen bola basket 3×3 profesional di luar Olimpiade dan ajang yang disetujui FIBA. Pada tahun 2017, Ice Cube mendirikan BIG3, sebuah liga 3×3 profesional di AS yang menampilkan tim-tim mantan pemain NBA dan internasional. Kompetisi amatir, seperti turnamen Gus Macker dan Hoop It Up, juga diselenggarakan setiap tahun. Spokane Hoopfest dilaporkan sebagai turnamen bola basket 3×3 nonprofesional terbesar di dunia. Telah berkembang dari 512 tim pada debutnya di tahun 1990 menjadi lebih dari 6.000 tim beberapa dekade kemudian.
Ukuran Lapangan basket 3 on 3

Pertandingan basket FIBA 3×3 memiliki ketentuan area panjang 11 meter x lebar 15 meter . Ukuran ini sedikit lebih kecil dari setengah lapangan basket 5x5x dengan satu ring basket yang digunakan tim untuk menyerang dan bertahan secara bergantian. Lapangan ini memiliki lengkungan setengah lingkaran di sekeliling ring dengan radius 6,75 meter yang membagi lapangan menjadi dua zona:
- area di dalam lengkungan tembakan bernilai satu poin,
- area di luar lengkungan, dengan tembakan bernilai dua poin.
Bola berdiameter 72,4 cm sama besarnya dengan yang digunakan di WNBA tetapi sedikit lebih kecil dari bola ukuran 7 yang digunakan di sebagian besar liga 5×5 profesional putra. Ukuran yang lebih kecil memungkinkan penanganan bola lebih mudah dan mendorong kecepatan bermain basket 3×3.
BACA JUGA : Ketentuan Peralatan Basket 3×3
Sumber : https://www.britannica.com/