Pada tahun lalu lebih tepatnya pada 1 Oktober 2022 terjadi sebuah tragedi yang menewaskan sekitar 131 orang. Tragedi ini tercatat sebagai tragedi sepak bola terbesar kedua didunia setelah Tragedi Estadio Nacional yang menewaskan sekitar 328 orang yang terjadi di Peru. Tragedi kanjuruhan bermula dari sang tuan rumah Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3. Dari kekalahan tersebut, fans arema tidak terima sehingga membuat kerusuhan di sekitar lapangan.
Polisi terpaksa menembakkan gas air mata, dengan tujuan agar masa bubar. Lalu orang orang pada menghindari gas air mata itu yang mengakibatkan penumpukan kerumunan yang terjadi di pintu keluar yang menyebabkan sejumlah supporter mengalami sesak nafas. Selain tragedi kanjuruhan terdapat tragedi sepak bola lainnya yang terjadi di Indonesia.
Tragedi Hairlangga Sirla
Pada tanggal 29 Agustus 2018, terjadi sebuah tragedi yang menewaskan anak muda bernama Hairlangga Sirla yang merupakan fans dari klub Persija Jakarta. Tragedi ini terjadi karena pada laga lanjutan Liga 1 tahun 2018 yang mempertemukan Persija Jakarta dan Persib Bandung di stadion GBLA, suporter Persib melakukan sweeping terhadap suporter Persija yang datang ke Stadion GBLA. Saat dilakukan sweeping, korban kedapatan sebagai anggota The Jakmania, karena dianggap sebagai musuh bebuyutan para pendukung Persib Bandung langsung mengeroyok korban hingga tewas.
Kerusuhan Persita vs PSMS Medan 2017 (Cibinong)
Sebenarnya tidak ada kerusuhan yang terjadi pada saat pertandingan. Namun setelah pertandingan, suporter Persita masuk ke lapangan melakukan aksi seperti demo kepada timnya akibat kekalahan dari PSMS Medan. Kemudian para pendukung Laskar Cisadane tersebut menghampiri pendukung PSMS Medan yang di dominasi oleh Militer milik Divisi 1 Kostrad Cilodong.
Hal yang dilakukan oleh suporter Persita tersebut telah memancing emosi para pendukung PSMS. Hingga akhirnya terjadi kejar-kejaran antara dua pendukung tersebut sampai luar stadion. Karena kejadian tersebut total ada satu korban tewas dan 17 orang luka-luka. Diketahui korban tewas tersebut bernama Banu Rusman yang merupakan pendukung dari tim Persita Tangerang.
PSIM vs PSS Sleman tahun 2018
Sebenarnya pada saat kedua tim sedang bertanding tidak ada kerusuhan yang terjadi. Kerusuhan terjadi ketika kedua tim tersebut selesai bertanding. Salah satu suporter bernama Muhammad Iqbal meninggal di luar area stadion. Iqbal terlibat bentrokan antara sesama suporter setelah laga derbi Yogyakarta di lanjutan Liga 2 itu berakhir.
Baca Juga :
Iqbal sempat mendapatkan perawatan di RS Permata, Pleret, namun pemuda warga Dusun Balong, Desa Timbulharjo, Bantul, Yogyakarta ini menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit tersebut.
Arema vs Persebaya 2015
Tak jarang momen kedua suporter dari Arema dan Persebaya bertemu selalu menimbulkan kericuhan. Seperti pada tahun 2015, kedua tim raksasa Jawa Timur ini bertemu dalam sebuah laga. Kedua suporter dari masing masing kubu terlibat pertikaian dalam perjalanan menuju Sleman. Saat berada di Kabupaten Sragen kericuhan itu pecah hingga menyebabkan satu orang Aremania meninggal dunia.
Kerusuhan Persib vs Persija 27 Mei 2012
Dari dulu kedua suporter dari Persib dan Persija memang tidak akur dan tak jarang mereka membuat keributan bahkan menyebabkan hilangnya nyawa. Pada tanggal 27 Mei 2012, terjadi bentrok antara suporter Persija Jakarta dan Persib Bandung di Gelora Bung Karno (GBK). Persib Bandung sebagai tim tamu berhasil menahan imbang tim tuan rumah 2-2.
Hal ini memicu tensi tinggi di dalam stadion hingga terjadinya bentrokan di antara kedua pendukung. Tidak hanya bentrokan fisik, fasilitas GBK turut menjadi pelampiasan amarah para suporter. Kala itu, tiga nyawa melayang yang berasal dari pendukung Persib Bandung. Ketiga korban bernamaDani Maulana berusia 16 tahun, Lazuardi berusia 28 tahun, dan Rangga Cipta Nugraha berusia 22 yang meninggal dunia karena terkena pukulan benda tumpul dan tusukan benda tajam.